Turunkan Angka Stunting Bupati Blitar Ajak Stakeholder Saling Koordinasi

    Turunkan Angka Stunting Bupati Blitar Ajak Stakeholder Saling Koordinasi
    Bupati Blitar, Rini Syarifah bersama stakholder menandatangani kesepakatan dalam usaha penurunan stunting

    BLITAR - Bupati Blitar Rini Syarifah membuka Rembuk Stunting Kabupaten Blitar Aksi Konvergensi ke tiga yang digelar di Kampung Coklat, Selasa (12/07/2022). Bupati mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama turut serta dalam usaha penurunan angka stunting demi terciptanya sumber daya manusia (SDM) unggul.

    Bupati Rini Syarifah dalam sambutannya menyampaikan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Pemicu stunting ini tidak sekedar masalah gizi saja tapi faktor lain mulai dari pola asuh, sanitasi lingkungan hingga masalah pernikahan dini pada masyarakat.

    Bupati ingin terjalin koordinasi antara stakeholder untuk mencari pemecahan agar angka stunting terus turun. Dikatakan bupati bahwa saat ini angka prevalensi 14, 5 persen yang artinya nilai stunting lebih kecil atau lebih baik dari prevalensi Jawa Timur yang berada di 23, 5 persen.

    "Kita sudah di bawah rata-rata Jawa Timur. Target kita pada 2024 adalah 8, 6 persen sehingga kita sudah sesuai dengan harapan nasional. Tetapi kalau kita tidak mulai sekarang, bersiap-siap, anak-anak kita pasti akan terlewatkan masa-masa emasnya akibat stunting ini, ” jelas Mak Rini.

    Pihaknya mencontohkan pemberian asupan makanan pada balita yang tidak tepat yang berpotensi terjadi di pola asuh pada orang tua milenial. Seperti asupan bubur bayi lepas pemberian asi dengan memanfaatkan bubur serba instan terlalu sering bisa menjadi pemicu stunting. 

    Bubur instan ini bisa mengandung pengawet, yang alangkah lebih baik dengan bubur fresh yang juga kandungan gizinya lebih baik. Harusnya balita lepas asi lebih sering dibuatkan bubur yang fresh. Bisa dicampuri bahan alami seperti telur, susu atau ikan.

    Sebab ikan kata Mak Rini, nilai gizi proteinnya tinggi sangat bagus untuk pertumbuhan, apalagi kita sebagai penghasil ikan terbesar, maka di rembuk ini mungkin dinas peternakan, dinas perikanan bisa menjalin koordinasi untuk pemenuhannya.

    "Untuk mencapai target prevalensi 8, 6 tersebut fokus percepatan penurunan stunting Kabupaten Blitar ada di 26 desa dari 12 Kecamatan. Artinya disini ada 26 desa yang memiliki angka atau potensi munculnya stunting yang masih tinggi, " paparnya.

    Bupati Blitar berpesan, agar pengerjaan 24 lokus desa memperhatikan deteksi dini, monitoring dan evaluasi data. Utamanya dalam hal pengukuran kaitannya data kerap terjadi kesalahan yang berdampak pada tindak lanjut penanganan selanjutnya.

    Hadir dalam acara tersebut, Perwakilan Tim PKK Jawa Timur, Forum CSR Kabupaten Blitar, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Blitar, Dinas PPKBP3A, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Serta hadir camat dan kepala desa yang menjadi lokus percepatan penurunan stunting, Muslimat, Fatayat, Tim Penggerak PKK dan bidan desa. (Kmf/Tn)

    blitar jatim
    Sumartono

    Sumartono

    Artikel Sebelumnya

    Diduga Terlilit Ular, Warga Blitar Harus...

    Artikel Berikutnya

    Pemdes Purworejo Manfaatkan Pelepah Pisang...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    TV Parlemen Live Streaming
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    Hendri Kampai: Negara Gagal Ketika Rakyat Ditekan dan Oligarki Diberi Hak Istimewa
    Hendri Kampai: Pemimpin Inlander Selalu Bergantung pada Asing

    Ikuti Kami